Master Menjawab: Sakit yang Menderita dan Sakit yang Nyaman
Ada orang yang bertanya kepada Master Cheng Yen:
Saya adalah penderita kanker, setiap hari terasa sangat sakit dan menderita. Bagaimana caranya agar saya dapat mengurangi rasa sakit sampai seminimal mungkin?
Master Cheng Yen Menjawab:
Rasa sakit terdiri atas “sakit yang menderita” dan “sakit yang nyaman”. Sakit yang nyaman adalah sakit, sakit yang menderita juga adalah sakit. Ketika kita menghadapi rasa sakit, jika kita dapat menganggap “sakit” ini sebagai semacam ujian dan tidak terbenam dalam rasa “menderita”, maka kita akan mampu merubah sakit yang menderita menjadi sakit yang nyaman.
Sebagai contohnya adalah orang yang perlu menjalani fisioterapi. Kerap kali dikarenakan rasa sakit ketika menjalani proses pemulihan, lalu timbul keinginan untuk mundur. Namun sebetulnya jika terasa sakit, berarti ada harapan untuk pulih. Jika dalam proses ini tidak terasa apa pun, tiada bagian yang terasa sakit, barulah perlu dikhawatirkan. Mungkin saja proses pemulihan akan berlangsung lama, pada saat inilah dibutuhkan keberanian dan keuletan, sebab jika mampu menahankan rasa sakit, tentu proses pemulihan akan berlangsung lebih cepat. Sebaliknya jika pikiran hanya dicurahkan pada rasa sakit di tubuh, maka rasa sakit ini akan berlipat ganda, bukan saja jasmani yang sakit, batin juga ikut jadi sakit.
Saya sering mengatakan: “Menangis adalah semacam ekspresi wajah, tersenyum juga adalah semacam ekspresi wajah. Daripada menghadapinya dengan sakit yang menderita, lebih baik menahankannya dengan sakit yang nyaman.” Semakin kita membesarkan “rasa menderita” dari sakit, beban batin akan semakin berat. Meski pun sakit adalah sangat menderita, asal kita mau membuka pintu hati, maka akan berlalu dengan cepat.
※ Dikutip dari buku “Aku Cinta Pada Keluargaku” karangan Master Cheng Yen.