Memegang Teguh Semangat Dokter Humanis
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi PranotoDr. Noor Hadi, Sp.Rad memberikan sharing pengalamannya dalam menempuh pendidikan kepada 87 mahasiswa penerima beasiswa karier Tzu Chi.
“Dapatkah sukses diraih tanpa usaha dan kerja keras…?” tanya Dokter Noor Hadi. “Tidak…!” jawab peserta serempak. Pertanyaan tersebut “menyentak” 87 penerima beasiswa karier Tzu Chi yang hadir dalam Gathering Beasiswa Karier Tzu Chi pada Minggu, 23 Juni 2019. Siang itu, Noor Hadi menjadi salah satu pembicara yang memberikan motivasi kepada anak-anak muda dari berbagai wilayah di Indonesia untuk fokus dan bersemangat menyelesaikan studi mereka. Meski begitu, Noor Hadi juga mengajak “adik-adik” kelasnya ini untuk tetap seimbang antara tugas belajar, pergaulan, maupun aktivitas kegiatan kampus lainnya. “Intinya harus bisa membagi waktu, antara waktu belajar, bermain, maupun menjalani hobi (kegiatan kemahasiswaan) semua harus sesuai proporsinya,” tegas Noor Hadi.
Dokter yang baru saja menyelesaikan pendidikan spesialisnya (spesialis Radiologi) ini pun membagikan tips agar para penerima beasiswa karier Tzu Chi yang masih menempuh pendidikannya bisa menyelesaikan studinya dengan baik. “Belajar harus fokus dan selalu dilakukan setiap hari, misalnya sehari dua jam, tapi itu tanpa terganggu dengan gadget atau sambil bermain (smartphone) di media sosial,” katanya. Dan yang lebih penting, saat kuliah harus tepat dan bijak dalam memilih teman dan pergaulan. “Jangan sampai niat dan cita-cita (kita) gugur karena pengaruh oleh pergaulan yang tidak baik,” tegas Dokter Noor Hadi, Sp.Rad.
Hok Lay Shixiong, relawan Tzu Chi mengingatkan dan mengajak para mahasiswa untuk menyadari berkah, mensyukuri berkah, dan menciptakan berkah kembali.
Deddy Sanjaya menjelaskan agar generasi muda bijak dalam memanfaatkan Social Media. Ia juga mengajak rekan-rekannya untuk aktif dalam hal positif dan menginspirasi sesama melalui #sebarkankebajikan.
Sebelum Dr. Noor Hadi menyampaikan sharing pengalamannya, Hok Lay, relawan Tzu Chi juga membawakan materi tentang Menggarap Berkah dan Kebijaksanaan dan kemudian dilanjutkan oleh Deddy Sanjaya tentang Social Media. Hok Lay Shixiong mengajak para mahasiswa penerima beasiswa karier untuk Menyadari Berkah, Menghargai berkah, dan Menciptakan Berkah Kembali. Sedangkan Deddy Sanjaya mengajak rekan-rekannya sesama anak muda untuk bijak menggunakan sosial media dan memanfaatkannya untuk sesuatu yang baik dan bermanfaat. Salah satu caranya dengan ikut aktif dalam kampanye: #sebarkankebaikan yang juga menjadi salah satu program tayangan di DAAI TV Indonesia.
Tetap
Optimis dan Rendah Hati
Perjalanan hidup Dokter Noor Hadi, Sp.Rad
memang tidak jauh dari Tzu Chi http://www.tzuchi.or.id/inspirasi/kisah-humanis/kekuatan-dalam-kesederhanaan/29).
Saat lulus SMA (tahun 2006) dan melanjutkan kuliah kedokteran di Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta, Noor Hadi sempat mengalami kendala biaya. Kendala mulai
terjadi ditahun pertama awal masuk kuliah. Akhirnya, berbekal informasi dari
saudaranya yang memberikannya Majalah Tzu Chi Taiwan (berbahasa Mandarin), Noor
Hadi dan ayahnya, Santoso Wijoyo kemudian mengajukan permohonan bantuan ke Tzu
Chi pada tahun 2007.
Setelah menempuh pendidikan dengan penuh perjuangan, Noor Hadi kemudian lulus dan mendapatkan gelar dokter pada tahun 2012. Selama setahun, ia praktik sebagai dokter di Puskesmas Simo, sebuah desa kecil di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Setahun mengabdi, Dokter Noor Hadi kemudian bekerja di Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. Tekad untuk menjadi dokter humanis mengantar Noor Hadi memilih bekerja dan mengabdi di RS Cinta Kasih Tzu Chi. “Visi misi yayasan (Tzu Chi) dan rumah sakit kan sejalan, menolong dengan cinta kasih universal. Ada yang sakit ya kita layani, nggak harus nunggu deposit uang berapa. Ini yang membuat saya merasa ini jalan yang tepat,” kata Dr. Noor Hadi kala itu.
Sebagai orang yang pernah menerima beasiswa dari Tzu Chi, Dr. Noor Hadi juga memberi perhatian dan kiat-kiat dalam belajar kepada “adik-adiknya” ini.
Kurang lebih tiga tahun bekerja di RS Cinta Kasih Tzu Chi, semangat Noor Hadi untuk melanjutkan kuliah pun muncul kembali. Seperti gayung bersambut, pihak RS Cinta Kasih Tzu Chi dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia juga mendukung keinginan tersebut. “Kebetulan memang ahli atau spesialis radiologi masih jarang, jadi karena rumah sakit juga butuh maka saya berusaha untuk belajar radiologi,” kata Dr. Noor Hadi. Pendidikan spesialis itu ia tempuh selama kurang lebih 4 tahun (Januari 2015 – Januari 2019). Berkat ketekunan dan kerja kerasnya dalam belajar, Dr. Noor Hadi pun terpilih sebagai lulusan kedua terbaik dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dalam program Spesialis Radiologi ini.
Dr. Noor Hadi secara khusus membagikan kiat-kiatnya dalam belajar, “Kita harus mengatur jadwal, membagi waktu dengan baik, kemudian pola belajar yang baik, berani berpendapat, mencari informasi secara mandiri (referensi ilmu), dan pergaulan yang baik. Semua yang bermanfaat kita jalani, misalnya suka paduan suara, ya jalani, jadi kita harus seimbang. Kalo belajar terus justru nanti malah depresi, yang penting bisa menjaga waktu dengan baik,” tegas pria kelahiran Surakarta, 18 Mei 1988 ini.
Sebagai dokter radiologi, Dr. Noor Hadi berharap dapat memberikan diagnosis dan dosis yang tepat sehingga dapat membantu penanganan penyembuhan pasien. “Kalo dokter spesialis radiologi itu kan (tugasnya) untuk menegakkan diagnosis penyakit pasien dan membantu pengobatannya agar lebih tepat dan akurat. Misalnya pasien mengeluhkan nyeri pinggang, nah pas di-USG (Ultrasonography) ternyata ketemunya batu (ginjal), jadi membantu dokter dan pasien juga,” kata Dr. Noor Hadi.
Kebahagiaan juga menjadi milik ayah Dr. Noor Hadi dan para relawan ketika menyaksikan bagaimana Dr. Noor Hadi menjadi lulusan Terbaik Kedua dalam program Spesialis Radiologi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Kepada “adik-adik” yang tengah berjuang menyelesaikan kuliahnya, Dr. Noor Hadi berpesan untuk tidak mudah goyah ketika menghadapi tantangan selama studi. “Kalau ada tantangan dan ujian yang berat kita harus menghadapinya sebaik mungkin. Kita terus berusaha, berdoa, dan meminta dukungan kepada orang tua kita. Kita harus bisa menyeimbangkan diri dalam belajar, berdoa, dan memohon doa dari orang tua, itu yang utama,” kata Dr. Noor Hadi.
Sebagai orang yang juga pernah menerima beasiswa Tzu Chi, Dr. Noor Hadi merasa tidak ada pressure atau tekanan apapun dari pihak yayasan kepada dirinya. “Yayasan mengharapkan kita bisa jadi mahasiswa yang baik, jujur, dan bertanggung jawab. Yayasan juga menetapkan standar nilai minimal yang kalau kita berusaha dengan baik kita juga (pasti) bisa memenuhinya kok, tuntutannya nggak yang harus sampai sempurna,” terang Noor Hadi.
Dr. Noor Hadi, Sp.Rad tetap memegang teguh prinsipnya untuk menjadi dokter humanis, seperti ketika awal mula ia lulus dan praktik menjadi dokter.
Memiliki gelar sebagai dokter spesialis radiologi tidak membuat Dr. Noor Hadi lantas tinggi hati. Sikap dan karakternya masih tetap sama seperti saat baru menjadi dokter di Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng 6 tahun silam (tahun 2013). “Yang berubah ya ilmu yang kita aplikasikan di bidang medis. Kalau niat dan tujuan saya menjadi dokter tetap sama, menjadi dokter yang humanis,” katanya.
Berasal dari keluarga yang sederhana dan berbekal pengalamannya ketika praktik sebagai calon dokter di daerah “terpencil” mengasah kepekaan batinnya. “Saya pernah merasakan bagaimana sulitnya menjadi pasien dari keluarga yang kurang mampu. Saya tidak ingin orang merasakan apa yang saya rasakan,” kata Noor Hadi, “dokter yang baik bukan hanya dapat menyembuhkan penyakit pasiennya, tetapi juga batinnya. Orang sakit itu nggak cuma fisiknya aja, tetapi juga mentalnya. Kita harus bisa meredakan kecemasan pasien dan keluarganya.”
Editor: Yuliati
Artikel Terkait
Memegang Teguh Semangat Dokter Humanis
25 Juni 2019Gathering beasiswa karier Tzu Chi kali ini, Minggu, 23 Juni 2019, mengundang Dr. Noor Hadi, Sp.Rad yang juga penerima beasiswa Tzu Chi. Dokter Noor Hadi memotivasi “adik-adik” kelasnya untuk selalu fokus dan bersemangat mengejar cita-cita.