Renovasi Rumah Istri Pejuang

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto

doc tzu chi indonesia

Renovasi rumah keluarga (alm) Pelda Ento Hartono mulai dilakukan pada Senin, 19 Maret 2018. Relawan Tzu Chi turut membantu memindahkan barang-barang material yang sudah dibongkar secara bergotong royong.

Tak banyak lagi keinginan Mariati di usia senjanya, kecuali agar rumahnya tak lagi kebocoran di kala hujan. Selain bocor, tiang-tiang kayu dan atap rumahnya pun sudah lapuk dimakan usia. Ibu berusia 60 tahun ini juga baru saja dirawat di rumah sakit akibat penyakitnya. “Macam-macamlah penyakitnya, ada kolesterol, asam lambung, dan lainnya,” ungkap istri dari almarhum Pelda (Pembantu Letnan Dua) Ento Hartono ini. Meski baru pulih dari sakitnya, Mariati tetap menyambut hangat para relawan Tzu Chi yang datang ke rumahnya di Perumahan Kopassus Kedayu, Sukatani, Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Senyumnya terus mengembang, dan ucapan “syukur” berkali-kali terdengar dari mulutnya.

Hari itu, Senin, 19 Maret 2018, empat relawan Tzu Chi mengunjungi rumahnya. Kali ini relawan tidak datang sendirian, tetapi bersama kontraktor dan pekerja yang akan merenovasi rumahnya. Seminggu sebelumnya, relawan telah melakukan survei serta melihat kondisi langsung rumah Mariati dan beberapa rumah lainnya, setelah itu diputuskan jika rumah Mariati memang layak untuk dibantu. “Kalau hujan saya deg-deg an, khawatir rumah ambruk karena yang bocor banyak,” ungkapnya.

Sudah 30 tahun lebih Mariati tinggal di rumah ini bersama almarhum suami dan kedua anaknya: Lukman Hariadi (44) dan Hardianto (40). Namun sejak menikah, putra pertamanya memilih untuk tinggal sendiri bersama istri dan anaknya. Tahun 2001, saat Ento Harton meninggal akibat kecelakaan lalu lintas maka Mariati kini tinggal berdua dengan Hardianto, anak keduanya.

doc tzu chi indonesia

Mariati (60) dan foto almarhum suaminya, Pelda Ento Hartono. Selama bertugas di Kopassus, Ento Hartono sering dikirim ke berbagai daerah konflik militer (saat itu) di Indonesia.

doc tzu chi indonesia

Tiang penyangga inilah yang menjadi penopang agar atap depan rumah Mariati tidak ambruk.

Keluarga ini bukannya hanya pasrah melihat kondisi rumah mereka. Beberapa upaya perbaikan sudah dilakukan, namun kemampuan mereka terbatas. “Sebagian atap dah diganti pakai baja ringan, dan kayu depan sudah diganti. Tapi memang kerusakannya sangat banyak,” kata Lukman. Alhasil, hujan pun masih menjadi momok mengerikan bagi Mariati dan keluarganya. “Ya namanya sama orang tua pasti kepikiran, apalagi kalo hujannya deras banget,” ungkap Lukman. Karena itulah Lukman sangat bersyukur rumah ibunya direnovasi oleh Tzu Chi. Lukman sendiri bekerja sebagai tenaga pengamanan di sebuah gudang, sementara adiknya juga bekerja di pabrik kosmetik (kecantikan) dengan penghasilan yang terbilang pas-pas an.

Hal yang sama disampaikan Mariati. Ia mendoakan agar Yayasan Buddha Tzu Chi dan para relawannya mendapatkan balasan (pahala/berkah) yang setimpal. “Cuma dengan doa ini aja sibu bisa membalas kebaikan bapak-bapak dan ibu sekalian,” katanya.

Hemming Suryanto, salah satu relawan Tzu Chi yang ikut membantu pembongkaran ini berharap dengan renovasi rumah ini bisa menenteramkan batin keluarga yang menempatinya. “Kita lihat bagaimana kondisi rumah ini dan kemampuan ibu dan anak-anaknya, sehingga memang bantuan ini sangat dibutuhkan mereka. Setidaknya (bantuan) ini bisa membuat tenang ibu Mariati di usia senjanya,” kata Hemming.

Baca juga: http://www.tzuchi.or.id/read-berita/perhatian-untuk-para-pejuang/5071

doc tzu chi indonesia

Para pekerja mulai membongkar atap depan rumah yang sudah lapuk dimakan di usia.

doc tzu chi indonesia

Tembok depan juga diplester ulang kembali, karena ternyata kondisinya juga sudah lapuk. “Pas diketuk tangan aja langsung ambrol semennya,” kata Heming. Akhirnya disepakati tembok ini pun diplester kembali.

Kisah Istri Pejuang

Semasa hidupnya, Ento Hartono adalah seorang prajurit yang tangguh dan pemberani. Setidaknya ini bisa terlihat dari rekam jejaknya yang pernah ditugaskan di beberapa daerah konflik militer (saat itu) di Indonesia. Ke Timor-timor, Ento sudah empat kali dikirim ke sana sejak tahun 1975. Bahkan di saat pendaratan pertama melalui terjun payung, kedua kaki Ento tertembak. Tempurungnya pecah dan ia kemudian terpaksa kembali ke Jakarta. Setelah empat bulan lebih dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Ento kembali diberangkatkan ke Timor-timur sampai kemudian Timor-timur saat itu resmi menjadi provinsi ke-27 Indonesia. Kini Timor-timur resmi menjadi negara sendiri dengan nama Timor Leste sejak referendum tahun 1999, dan diakui secara internasional sebagai negara merdeka pada 20 Mei 2002.

Tangguh sebagai prajurit yang dibesarkan di medan laga, nyatanya Ento adalah sosok suami dan ayah yang baik dan sabar. “Kalau tegas iya. Tapi nggak pernah namanya main tangan sama anak. Bapak orangnya sangat sabar,” kata Mariati. “Bahkan saya yang sering marahin Bapak,” sambung Mariati sambil tertawa.  

Ento yang mulai masuk tentara sejak tahun 1967 ini juga pernah dikirim ke Kalimantan dan Papua. Sebagai istri prajurit, Mariati pun selalu mendukung dan mendoakan setiap langkah suaminya. “Dulu tinggal di asrama Kopassus di Cijantung, terus pernah juga ke Serang, Banten selama tujuh tahun,” kenang Mariati. Ia pun selalu siap dan ikhlas jika suami ditugaskan kemana pun. “Karena sebelum nikah kan sudah disumpah, harus siap ditinggal suami,” kata Mariati. Seorang prajurit, khususnya Kopassus memang dituntut untuk menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan bahkan keluarga.

Kini, Mariati bersyukur negara tidak melupakan jasa-jasa suaminya. Melalui program renovasi rumah yang digagas oleh Kopassus dan didukung Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia “rasa gundah dan khawatir” Mariati di usia senjanya kini bisa sedikit terobati. “Sekarang bisa lebih tenang. Apapun nanti hasil perbaikannya, pokoknya ibu tetap bersyukur. Ibu terima kasih sekali,” ungkap Mariati haru. Ia berharap tak perlu lagi terbangun di tengah malam karena atap rumah yang bocor. Dan yang terpenting, dirinya tak lagi was-was dan khawatir jika atap rumahnya akan roboh jika hujan deras datang.

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

Rumah Lambang Cinta Kasih

Rumah Lambang Cinta Kasih

20 Oktober 2020

Berawal dari jalinan jodoh Martin Hasibuan yang menjadi anak asuh Tzu Chi, ibunya yang bernama Doriska Sinaga, janda beranak tujuh yang berprofesi sebagai pengumpul barang-barang daur ulang ini mendapat bantuan renovasi rumah dari Tzu Chi. Atap rumah yang dulunya bocor kini diganti dengan seng baru, dinding tepas kini diganti menjadi tripleks yang bagus. Rumah ini diharapkan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi Doriskha dan anak-anaknya.

Membuka Harapan di Pembuang Hulu, Kalimantan Tengah

Membuka Harapan di Pembuang Hulu, Kalimantan Tengah

02 Mei 2019

Tzu Chi Sinar Mas memberikan bantuan rumah kepada korban kebakaran di Desa Pembuang Hulu, Kecamatan Hanau, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.

Menanti Awal yang Baru

Menanti Awal yang Baru

19 April 2018
Menjadi salah satu keluarga yang mendapatkan bantuan renovasi rumah dari Yayasan Buddha Tzu Chi bekerja sama dengan Kopassus, Juminah tak habis bersyukur. Tiga puluh empat tahun sudah Juminah berjuang sendiri membesarkan dan menghidupi 8 anaknya. Tak pernah sedikitpun ia mengeluh karena ditinggal suami.
Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -